Thursday, February 27, 2014

NASKAH PIDATO

Assalamu’alaikum Warah Matullahi Wa Barakatuh,


Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Bahwasannya pada saat ini kita bisa berkumpul bersama dalam keadaan jiwa raga yang sempurna dan akal pikiran yang sehat, tidak lupa shalawat dan salam kita  sampaikan kepada junjungan alam panutan umat Islam yakni Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya, patut bersyukur bias bernapas ddalam  ajarannya yaitu jalan kebenaran sebgai transpormasi menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Yang terhormat Bapak Sekolah dan Bapak/ Ibu guru yang saya hormati serta teman-teman seperjuangan yang saya banggakan. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih banyak kepada hadirin yang telah memberikan kesempatan kepada saya berdiri di sini dalam rangka berbagai ilmu yang telah kita gali. Saya meminta maaf sekiranya bila ada ucapan yang bersifat menggurui karena saya bukan orang yang patutu dijadikan guru, kehadiran saya semata-mata ingin berbagi informasi dan ilmu pengetahuan yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya.

Hadirin yang saya banggakan.

Kita ketahui manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna. Makhluk yang diberi anugerah jiwa dan raga, Pantasnya kita syukuri Allah telah memberikan kita kepercayaan sebagai kholifah di muka bumi. Tugas kholifah adalah menjaga dan memakmurkan ciptaan-Nya dengan disertai ajaran-Nya, tapi pengertian kholifah kini telah bergeser dari arti sebenarnya yang seharusnya menjaga malah merusak dan menghancurkan ciptaan-Nya yang selayaknya  memakmurkan, tapi banyak yang menjadikan ajang peperangan yang berawal dari konflik dimana-mana. Akankah kehidupan manusia sejahtera dengan rusaknya alam dan hancurnya sikap integrasi?

Kesejahteraan tidak bisa terwujud dengan sikap manusia yang anarkis baik terhadap lingkungan atau diri sendiri. Selain  dituntut menyeimbangkan kepentingan dunia dan akhirat dari sifat hedonisme, manusia juga dituntut untuk memenuhi kebuthuannya. Kebutuhan apa yang harus kita dapatkan?

Dalam ilmu ekonomi kebutuhan meruapakan hal yang tidak dipisahkan dari kehidupan manusia karena apabila kebutuhan tidak dapat dipenuhi manusia belum tentu bias hidup. Benarkah tanpa kebutuhan manusia bias mati?

Mungkin anda pernah mendengar orang mati kelaparan, orang mati karena sakit dan orang mati karena bunuh diri lalu apa hubungannya dengan kebutuhan!? Orang kelaparan membutuhkan makanan untuk mengisi perutnya. Orang sakit butuh obat dan dokter agar kembali sehat. Orang yang bunuh diri sebelumnya dia butuh dukungan dan pencerahan rohani. Apakah itu semua bukanka termasuk kebutuhan?

Kebutuhan manusia itu beraneka ragam. Macam-macam kebutuhan manusia itu tergolong ke dalam empat bagian, ada kebutuhan menurut internsitasnya, waktunya, sifatnya dan subjeknya. Menurut internsistasnya dibagi lagi menajdi mutlak, primer, sekunder dan tersier. Orang mati kelaparan merupakan contoh kebutuhan mutlak yang tidak terpenuhi karena tidak makan dan minum yang dapt menyebabkan kehilang udara untuk bernapas sehingga dia mati. Satu contoh kasus bahwa makanan, minuman dan udara merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi. Pernahkan anda merasakan tidak makan? Apa akibanya akalau terus-menerus tanpa diberi makanan? Lalu bagaimana supaya tubuh bias kembali sehat? 

Mungkin kita beruntung tidak sering kekurangan kebutuhan makanan, tetapi pakah pernah memikirkan orang lain dit tempat sana yang merunduki-runduk memegangi peutnya, meminta-minta demi menghilangkan rasa laparnya. Patut kita syukuri masih banyak di luar sana yang nasibnya tidak seberuntung kita dan perlu kita ingat bersyukur saja tidak cukup kita harus punya rasa peduli pada mereka.

Contoh kasus ke dua orang mati karena sakit. Mungkin kita anggap, “ah itu mah wajar mati karena sakit mah”, ya memang wajar mungkin saja itu cobaan dari Sang Pencipta kalaupun mati itu sudah takdirnya. Tapi terkadang bukan nasib dan takdir yang membuat mereka cepat mati. Kebutuhan akan kesehatan dan obat-obatan sangat terbatas begitupun tenaga ahlinya masih kurang yang professional, mahalnya biaya kesehatan adalah salah satu cara mempercepat kematian, mempersulit pemulihan bahkan di saat sedang kesulitan ada yang bersenang-senag diatas penderitaan orang lain. Kebutuhan akan kesehatan adalah kebutuhan menurut waktunya dan harus segera dipenuhi, apabila dibiarkan akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan yang ujung-ujungnya menimbulkan kematian. Untuk memenuhi kesehatan dibutuhkan dukungan dari faktor ekonomi, tapi kebanyakan masyarakat indonesia kekurangan ekonomi.

Yang ketiga, orang mati karena buhuh diri. Inilah hal yang sulit dipercaya, bias-bisanya orang yang mempersingkat hidupnya. Memilih mati daripada harus hidup menderita, sungguh orang seperti ini kurang akan kebutuhan rohaninya, ini akibat orang yang tdak bias dan tidak penah mencoba memnuhi kebutuahan jiwanya. Sangat khawatirkan jika melhihat gaya hidup remaja sekarang yang sudah kental dengan globalisasi. Banyak yang sudah salah pengertian dengan sitilah “Cinta” sihingga harga diri rela ia korbankan dengan cinta. Astagfirullah Al’adzim..! Kenapa bias terjadi seperti itu? Apakah orang tuanya membiarkan anaknya bergaul dengan siapa saja sekalipun meraka orang tidak baik? Ataukah orang tuanya sibuk dengan pekerjaan? Sungguh malang apabila itu terjadi pada anaknya. Pastinya jiwanya akan tertekan hingga dia bosan dengan hidupnya. Siapa yang salah? Siapa yang rugi? Siapa yang malu? Siapa yang akan bertanggung jawab? Semoga kita bukan orang-orang seperti itu.

Hadirin yang saya banggakan.

Bila kita berbicara kematian sebenarnya itu kuasa Allah, hanya Allahlah yang tahu kapan manusia mati, tapi sebenarnya kembali kepada manusia itu sendiri, bagaimana mempertahankan hidupnya memenuhi kebutuhan akan makanan, kesehata, jasmani, rohani, dan sebagainya itulah perlu manusia upauakan kalaupun ekonomi kita kurang berkembang jangan salahkan sistem ekonominya yang sudah ada karena sistem ekonomi tidak bersalah coba lihat siapa yang mengendalikannya. 

Kalaupun ada pejabat pemerintah yang korupsi suruh siapa memilih dia, kalaupun ada rakyat yang miskin kenapa tidak berusaha untuk jadi orang kaya, kalaupun anda yang susah jangan salahkan ibu yang mengandung.


Dalam menghadapi arus globalisasi yang semakin deras pemerintah begitu sibuknya menghadapi itu semua. Apa yang harus mereka lakukan? Program apa yang baik? System seperti apa yang bisa menahan tetap berdirinya perekonomian Negara. Sebenarnya semua itu bukan masalah pemerintah saja tetapi kita pun wajib berperan di dalamnya. Tanpa dukungan dan partisipasi rakyat kita akan termakan budaya-budaya yang bertolak belakang dengan kehidupan kita bahkan rakya hanya akan menjadi penjilat produk mereka bukan pembuat. Apakah dengan terus menerus menikmati produk orang lain akan sejahtera? Belum tentu! Kalau kita hanya menjadi penonton, tiga hal yang tadi saya contohkan bisa terjadi pada diri sendiri dan dimanapun berada.

Kita ketahui 2010 adalah tahunnya Negara-negara maju dalam perdagangan bebas, di mana siapa dan dari Negara manapun bebas keluarmasuk negar orang lain tanpa ada batasannya. 2020 adalah tahunnya untuk Negara-negara berkembang seperti Indonesia, tapi apa yang sudah kita persiapkan dan apa yang akan kita hadapi di 2020 nanti. Orang-orang asing akan berdatangan ke Indonesia, lalu apakah kita juga akan pergi keluar negeri mendirikan usahanya disana? Ataukah akan menjadi konsumen yang menghabiskan produk mereka yang bermunculan di negara kita contohnya seperti KFC.

Hal ini bukanlah seharusnya kita jadikan kabar baik justru sebaliknya  inilah tantangan besar bagi bangsa Indonesia untuk terjun di mata dunia bahwa Indonesia harus jadi negara yang maju. Sudahkah anda punya rencana setelah lulus nanti? Hal apa yang anda lakukan? Itulah gambaran yang akan menentukan Indonesia bisa tidaknya bersaing dengan negara-negara papan atas, baik dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Demikian yang dapak saya sampaikan. Atas segala perhatian dan dukungan teman-teman dan guru-guru saya ucapkan terima kasih banyak dan mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati. Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat khususnya bagi saya sendiri dan umumnya untuk kita semua dan ksemoga ita bisa menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas dan bermutu dalam menghadapi perekonomian ke depannya.


Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

PERDAGANGAN BEBAS

  

Perdagangan telah menjadi topik kebijakan publik yang paling hangat diperdebatkan berabad-abad lamanya. Salah satu debat yang paling hangat adalah debat antara pendukung perdagangan bebas dan pendukung proteksionisme. Debat mengenai subjek ini selalu melahirkan pandangan yang saling bertentangan dan menarik perhatian ekonom, politisi, aktivis juga serikat buruh.
Perdagangan bebas semakin meningkat dalam beberapa dekade terakhir ini utamanya karena ada upaya-upaya serius untuk mengkoordinasikannya secara internasional melalui perjanjian seperti Perjanjian Bea-Masuk dan Perdagangan (GATT) dan lembaga seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) (Stiglitz and Charlton, 2005).
Tetapi perdagangan bebas masih perlu ditingkatkan terutama bagi negara-negara berkembang karena mereka tidak mempunyai kekuasaan politik dan ekonomi sebesar negara-negara maju untuk mencapai tujuan kebijakan perdagangan. Kepentingan beberapa kelompok di negara-negara maju, terutama sektor pertanian, menghambat kemajuan perdagangan bebas seperti yang terlihat dalam gagalnya WTO memajukan proses negosiasi dalam Perundingan Doha (Stiglitz and Charlton, 2005).
Kita tidak bisa mengabaikan pelajaran penting dari sejarah mengenai manfaat perdagangan bebas. Para ekonom klasik, yang menulis pada abad ke-18 dan 19, memberi kita sejumlah teori penting mengenai manfaat perdagangan bebas, dan teori-teori ini hingga kini terbukti benar. Tulisan ini akan memaparkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ekonom klasik seperti Adam Smith, David Ricardo dan John Stuart Mill.
Douglas Irwin, seorang ekonom terkemuka yang banyak menulis mengenai kebijakan perdagangan, menyatakan bahwa manfaat perdagangan bebas–seperti yang telah dikemukakan oleh John Stuart Mill–dapat dikelompokkan menjadi tiga: manfaat langsung, manfaat tidak langsung, serta manfaat moral dan intelektual (Irwin, 2009). Argumen yang mendukung perdagangan, yang dikembangkan pertama-tama oleh Adam Smith dan kemudian diperluas oleh David Ricardo, menjelaskan manfaat langsung dari perdagangan.
Adam Smith yang disebut-sebut sebagai bapak ekonomi modern menyatakan bahwa perdagangan luar negeri memainkan peranan penting dalam ekonomi sebuah negara karena perdagangan ini menciptakan pasar, yang permintaannya terhadap barang jauh lebih besar daripada permintaan dalam negeri. Adam Smith menekankan prinsip keunggulan mutlak (absolute advantage) dalam teori perdagangan bebasnya. Ia menjelaskan bahwa perdagangan memungkinkan penggunaan sumber daya secara efisien karena setiap negara akan memproduksi barang yang menjadi spesialisasinya dan memberinya keunggulan mutlak. Pendapatan nasionalnya akan meningkat. Kenaikan pendapatan semacam ini tidak akan didapat jika perdagangan antar negara dibatasi (Spiegel, 1991).
Bagi Adam Smith, pemerintah tidak perlu mengatur impor karena aturan seperti itu akan menghalangi pasar dalam negeri dari kompetisi. Kebijakan seperti itu pada dasarnya berusaha “mengarahkan orang untuk menggunakan modalnya dengan cara tertentu, dan karenanya aturan seperti tidak berguna dan merusak” (Smith, 1776: 366).
David Ricardo, yang lahir di London pada akhir abad ke-18 dan telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam pemikiran ekonomi yang mempengaruhi para ekonom hingga hari ini, memusatkan teorinya pada perdagangan (Spiegel, 1991). Penjelasannya mengenai perdagangan tidak lagi berkisar mengenai keunggulan mutlak, tetapi keunggulan komparatif (comparative advantage). Keunggulan komparatif menjadi teori yang luar biasa dan sangat berguna untuk menjelaskan manfaat perdagangan bebas.
David Ricardo menjelaskan teori keunggulan komparatif dengan menggunakan model sederhana dimana ia membayangkan dunia hanya berisi dua negara yaitu Inggris dan Portugal. Kedua negara ini memproduksi dan mengkonsumsi dua barang yaitu anggur dan pakaian. Katakanlah Inggris dapat memproduksi satu unit pakaian dalam satu tahun dengan tenaga 100 orang buruh dan satu unit anggur dengan tenaga 120 buruh. Sementara Portugal hanya memerlukan 90 orang buruh untuk memproduksi satu unit pakaian dan 80 orang buruh untuk memproduksi satu unit anggur (Ricardo, 2004).
Meski Portugal jelas memiliki keunggulan mutlak dalam dua barang tersebut, Ricardo menunjukkan pada kita bahwa kedua negara masih akan mendapatkan manfaat bila mereka memiliki hubungan perdagangan. Bagaimana bisa? Jawabannya adalah spesialisasi. Portugal lebih beruntung jika memproduksi anggur sementara Inggris tak terlalu merugi jika memproduksi pakaian.
Dengan memproduksi barang yang memberi mereka keunggulan komparatif, dua negara itu dapat meraih manfaat dari menjalin hubungan dagang. Dengan menekankan keuntungan spesialisasi dan pertukaran, David Ricardo menunjukkan bahwa perdagangan internasional meningkatkan efisiensi, meningkatkan perolehan laba dan standar hidup, serta meningkatkan jumlah komoditi yang tersedia (Spiegel, 1991).
Teori keunggulan komparatif masih menjadi peninggalan David Ricardo yang paling berharga sebagai ekonom. Sungguh peninggalan yang sangat berharga karena dapat menjelaskan bagaimana negara berkembang sekali pun dapat memiliki kesempatan untuk meraih manfaat dari perdagangan di pasar internasional.
Manfaat langsung lain dari perdagangan bebas adalah tersedianya barang yang lebih beragam. Kesejahteraan sebuah masyarakat akan meningkat bila mereka memiliki beragam jenis barang untuk dipilih. Selain itu, keragaman jenis barang juga menguntungkan produsen karena ia membuka kesempatan bagi tumbuhnya produksi barang-barang yang dibutuhkan untuk memproduksi jenis barang yang lebih beragam dan lebih murah ongkos produksinya (Irwin, 2009).
Kawan karib David Ricardo, John Stuart Mill yang juga dikenal sebagai tokoh penting dalam filsafat, politik dan ekonomi memberikan kontribusi dengan memaparkan manfaat tak langsung dari perdagangan bebas (Spiegel, 1991). Mill menyatakan bahwa perdagangan bebas memperbesar dan memperluas cakupan pasar, dan karena itu produktivitas pun meningkat (Irwin, 2009). Dengan meningkatnya produktivitas, meningkat pula standar hidup warga sebuah negara. Inilah manfaat tak langsung dari perdagangan.
Irwin menekankan dua cara penting bagaimana perdagangan internasional menumbuhkan produktivitas: dengan memudahkan proses pengalihan teknologi yang meningkatkan produktivitas, dan dengan meningkatkan tingkat kompetisi.
Kemajuan teknologi dapat dialihkan dengan mengimpor barang modal yang merupakan hasil dari upaya riset dan pengembangan (Irwin, 2009). Penting untuk dicatat di sini bahwa ada beberapa pengetahuan yang merupakan barang publik (public good).* Dengan membuka diri terhadap perdagangan internasional sebuah negara mendapatkan kesempatan yang lebih banyak untuk meningkatkan produktivitas melalui alih pengetahuan.
Kompetisi dalam perdagangan internasional dapat meningkatkan produktivitas karena dapat mengurangi kekuatan pasar sejumlah perusahaan dalam ekonomi. Dengan adanya kompetisi dari negara yang menjadi mitra dagang dan kompetisi dalam pasar dalam negeri, perusahaan didorong untuk menjadi semakin efisien dalam proses produksi mereka.
Selain itu, perusahaan yang berrencana memasuki pasar harus siap menghadapi resiko kompetisi internasional. Karenanya, hanya perusahaan yang sangat produktif yang biasanya berani memasuki pasar ini.
Tak seperti manfaat langsung, produktivitas yang merupakan manfaat tak langsung perdagangan tak mudah diukur. Meski demikian, manfaat tak langsung ini sangat penting karena mereka menunjukkan bahwa perdagangan bebas memberikan sumbangan yang tak terkira bagi pertumbuhan ekonomi dan perbaikan standar hidup.
Manfaat ketiga dari perdagangan adalah manfaat intelektual dan moral. Paparan John Stuart Mill mengenai hal ini tak begitu jelas. Tetapi Irwin menyebutkan sejumlah manfaat tersebut, diantaranya potensi perdagangan bebas untuk membawa perdamaian dengan menciptakan kesalingtergantungan antar negara, dan juga kesalingpemahaman dan kerjasama. Bagi negara berkembang, perdagangan internasional nampaknya bisa mendorong tumbuhnya rezim dan lembaga negara yang demokratis. Meski manfaat-manfaat ini sulit untuk diukur secara kuantitatif, semakin banyak kajian kreatif yang menunjukkan manfaat non-materil dari perdagangan bebas (Irwin, 2009).
Para ekonom terkemuka di zaman kita, orang-orang yang memiliki visi seperti Adam Smith, David Ricardo dan John Stuart Mill telah mengemukakan argumen luar biasa yang mendukung perdagangan bebas. Argumen mereka masih berpengaruh hingga hari ini. Saya tak mengatakan bahwa perdagangan bebas adalah satu-satunya cara untuk menumbuhkan ekonomi, tetapi ia adalah bagian krusial dalam ekonomi kita dan merupakan alat yang penting dalam membantu negara-negara miskin untuk berkembang. Joseph Stiglitz, Pemenang Nobel Ekonomi, dan Andrew Charlton, yang bersama dengan Stiglitz menulis buku Fair Trade For All: How Trade Can Promote Development (2005), menyatakan bahwa perdagangan internasional memang tidak memadai, tapi penting, bagi pertumbuhan ekonomi negara berkembang.
Perbalahan antara pendukung perdagangan bebas dan pendukung proteksionisme semestinya sudah selesai sejak lama karena fakta yang mendukung manfaat perdagangan bebas sudah sedemikian jelasnya. Manfaat yang dapat diraih dari perdagangan bebas adalah luar biasa. Lagipula zaman kita ini zaman globalisasi, kerjasama dan kesalingtergantungan. Negara-negara terkemuka semestinya tak membiarkan diri mereka didikte oleh kebijakan peraturan perdagangan yang tak berwawasan jangka panjang. Penentang perdagangan bebas harus mulai mendengar pendapat yang rasional supaya kita bisa mendebatkan kebijakan publik dan isu pembangunan lain yang lebih penting.
Catatan
* Barang publik adalah barang yang penggunaannya tidak menimbulkan permusuhan karena penggunaan barang tersebut oleh satu orang tidak membatasi penggunannya oleh orang lain. Barang publik juga barang yang tidak membuat orang tersisihkan karena setiap orang pasti menggunakan barang itu dan mereka tak mungkin bisa dicegah sepenuhnya dari menggunakannya. Lihat Veldhuis and Mackenzie, 2010.




Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada Harmonized  Commodity Descriptionand Coding System (HS) dengan ketentuan dari World Customs Organization yang berpusat di Brussels, Belgium. Penjualan produk antar negara tanpa pajak  ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya.Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatanyang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan- perusahaan yang berada di negara yang berbeda.



Perdagangan Bebas di Indonesia
 
 Wacana perdagangan bebas sebagai jalan menuju kesejahteraan masih terus diperdebatkankhususnya di Indonesia. Di media massa masih sering termuat berbagai retorika politisi maupun pemain industri dalam negeri yang meneriakkan pentingnya proteksionisme. Kemudianmeskipun telah banyak literatur ilmu ekonomi yang menunjukkan secara meyakinkan bahwa perdagangan bebas membawa lebih banyak manfaat bagi banyak orang dari pada sebaliknya,namun tampaknya hal itu saja belum cukup untuk membimbing pembuatan kebijakan publik yang lebih cenderung tunduk pada kekuatan lobi pro proteksi. Meski demikian, sebagian dari pengambil kebijakan Indonesia (pemerintah) percaya pada manfaat perdagangan bebas juga,terbukti dari tarik-ulur yang kadangkala muncul di media massa kita. Perhitungan ekonomi politik pastilah penyebab tarik-menarik ini. Harus diakui pembuatan kebijakan memang perlu perencanaan dan perhitungan yang matang.Seiring dengan munculnya perdagangan bebas itu, nasionalisme dan proteksionisme menjadilebih terlihat. Apalagi Indonesia juga akan memasuki era perdagangan bebas wilayah ASEANatau
 ASEAN Free Trade Area
(AFTA) pada tahun 2015.[5]Jadi, isu nasionalisme dalam konteks
 
 perdagangan pun semakin penting. Hal ini bertujuan agar produk Indonesia bisa menjadi tuanrumah di negeri sendiri. Memang kesepakatan Indonesia dalam perjanjian organisasi perdagangan bebas yang biasa disebut
World Trade Organization
(WTO) masih menuaikontroversi. Karena sebagian kalangan menilai Indonesia belum layak turut serta dalam perdagangan bebas. Namun, karena Indonesia terlanjur menyetujui perjanjian WTO, maka mautidak mau Indonesia harus menyiapkan diri menyongsong perdagangan bebas. Inilah harga yangharus dibayar akibat menganut sistem ekonomi terbuka. Meskipun dalam prakteknya justru produk-produk asing terutama produk Cina yang membanjiri pasar Indonesia.Era globalisasi yang telah dimulai bukan saja berpengaruh pada hubungan luar negeri bangsa ini,namun lebih dari itu, asumsi dasar perekonomian nasional juga sebenarnya telah semakin bergeser. Indonesia yang memiliki basis perekonomian kerakyatan, tentunya mengalamitantangan terhadap paham ekonomi liberal yang berasaskan kompetisi bebas dan bersifat individu maupun kelompok. Era perdagangan bebas yang menjadi salah satu senjata dariekonomi liberal, saat ini telah ada di depan mata, dan Indonesia menjadi salah satu negara yangmeratifikasinya. Harapan kita sekarang hanyalah adanya kesiapan dan kemampuan secaramental, sistem sosial budaya, politik, serta ekonomi bangsa kita dalam menghadapi ancamanglobalisme-kapitalistik ini. Sehingga tidak memudahkan pengintegrasian perekonomian Negara Indonesia ke dalam genggaman para pemodal negara-negara kaya
Dampak Perdagangan Bebas terhadap Ekonomi Politik Indonesia
 Dengan adanya perdagangan bebas, perusahaan-perusahaan transnasional dan pasar modal duniamembebaskan bisnis dari kekuasaan politik tanpa distorsi oleh intervensi negara. Dikonklusikan bahwa aktivitas bisnis yang primer dan kekuasaan politik tidak mempunyai peran lain kecuali perlindungan sistem terhadap perdagangan bebas dunia. Akibatnya, peran negara sebagai alatuntuk mensejahterakan rakyat semakin tereduksi oleh kekuatan pasar yang tidak mempunyaiagenda sosial dan usaha pengentasan kemiskinan. Kondisi ini berimplikasi terhadap relasi sosialyang selalu diukur dari pendekatan dan solusi pasar, serta prinsip ekonomi pasar yang jugadijadikan tolok ukur untuk mengevaluasi berbagai kebijakan, yang selanjutnya akan melahirkan
arogansi kekuatan kapital dan negara berperan sebagai „tukang stempel‟ bagi mereka. Yang
mana dalam hal ini akumulasi modal menjadi prasyarat isi material kelembagaan negara.Selain itu dengan adanya perjanjian-perjanjian dengan organisasi perdagangan versi WTO dapatmenyebabkan adanya hambatan nontarif yang sangat merugikan, dimana hal ini sengajadiciptakan seperti yang terjadi saat ini. Kebijakan nontarif impor ini memaksa penghapusan satu-satunya bentuk proteksi yang tersisa oleh negara-negara dunia ketiga termasuk Indonesiaterhadap penetrasi pasar dalam negeri oleh kekuatan-kekuatan imperialis. Tetapi negara-negaraimperialis dapat membatasi penetrasi terhadap pasar dalam negeri mereka terhadap ekspor darinegara-negara dunia ketiga melalui penerapan serangkaian hambatan-hambatan nontarif yangkokoh.Sedangkan pada negara dunia ketiga atau Indonesia, dengan adanya hambatan nontarif sudahtentu akan menyebabkan banjirnya barang impor karena mudahnya barang luar negeri masuk ke pasar dalam negeri serta adanya peralihan impor dari yang tadinya ilegal menjadi legal. Makadengan ini agenda pemberdayaan ekonomi rakyat akan semakin terpuruk akibat desakan kuatdari komoditas-komoditas asing yang notabene telah mengekspansi secara simultan, dan benturan antara pemberdayaan ekonomi rakyat dengan pasar bebas pun tidak dapat terelakkan.Yang semua ini menyebabkan semakin banyaknya angka pengangguran dan akhirnyamelumpuhkan perekonomian nasional. Sebenarnya dibalik semua ini ada kepentingan darinegara-negara maju, yaitu agenda penaklukan kembali pasar dalam negeri negara-negara duniaketiga. Yang mana inilah tujuan mendasar dibalik tekanan kekuatan negara-negara imperialis terhadap pasar bebas. 

Di lain sisi dampak positif yang dapat diambil dari liberalisasi perdagangan versi WTO ini tidak mempunyai peran signifikan dalam usaha peningkatan sumber daya yang ada maupun produk yang akan dihasilkan. Selain itu dengan adanya perdagangan bebas hanya akan lebih dinikmatioleh segelintir orang atau kelompok tertentu saja yang mempunyai kekuatan kapital kuat dansebagian besar lainnya lebih dirugikan. Karena mereka dijadikan tidak produktif dan hanyadijadikan sebagai konsumen yang baik saja.

Upaya Antisipasi Indonesia dalam Menghadapi Perdagangan Bebas
 Melihat dampak yang lebih banyak merugikan tersebut, kiranya perlu dilakukan antisipasi yangcepat dan menyeluruh. Dalam mengantisi dampak-dampak perdagangan bebas yang cenderungkurang menguntungkan bagi Indonesia tersebut, ada beberapa upaya yang telah ditempuhmaupun belum ditempuh oleh pemerintah. Beberapa bentuk upaya antisipasi yang belummaupun sudah ditempuh Indonesia antara lain:

1. Memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeridengan terus meningkatkan mutu produk-produk dalam negeri agar lebih berkualitas.Misalnya dengan menggiatkan program Aku Cinta Produk Indonesia (ACI ).
 
2. Melakukan negosiasi ulang kesepakatan perdagangan bebas itu atau minimal menundanya,terutama untuk sektor-sektor yang belum siap.

3. Melakukan seleksi produk untuk melindungi industri nasional.

4. Mencabut pungutan retribusi yang memberatkan dunia usaha di daerah, agar industri lokalmenjadi lebih kompetitif.

5. Pengetatan pemeriksaan barang masuk di pelabuhan harus dilakukan juga, karena negara lain juga melakukan hal yang sama.

6. Memberikan kemudahan dalam bentuk pendanaan, dengan cara kredit usaha dengan bungayang rendah.

7. Mengaktifkan rambu-rambu nontarif, seperti pemberlakuan Standar Nasional Indonesia(SNI), ketentuan label, dan sejumlah peraturan lainnya terkait dengan pengamanan pasar dalam negeri.
 
8. Memperbaiki berbagai kebijakan ekonomi untuk menghadapi perdagangan bebas.Tetapi secara jangka panjang langkah-langkah tersebut tidak bisa digunakan secara permanen.Sebagai bagian dari masyarakat dunia, bangsa ini tidak bisa mengelak dari kebijaksanaan globaltersebut. Masyarakat industri harus berjuang dengan keras untuk memenangkan persainganglobal yang semakin mengancam tersebut, maka di sini dibutuhkan suatu kejelian. Oleh karenaitu, negara dunia ketiga harus saling membahu dalam menciptakan tata dunia yang adil denganmenggalang seluruh kekuatan yang tersedia, baik dalam bentuk kebijakan maupun koalisi untuk  penyusunan skenario ekonomi dunia yang adil agar eksploitasi tidak kembali terjadi.


 
Dampak positif yang ditimbulkan akibat adanya perdagangan bebas di Indonesia terhadap bidang ekonomi politik, seperti memperluas pasar dan menambah keuntungan serta adanyatransfer teknologi, ternyata tidak dirasakan secara signifikan oleh segala kalangan. Justru yangd irasakan adalah
Pertama peran negara sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat semakintereduksi oleh kekuatan pasar yang tidak mempunyai agenda sosial dan usaha pengentasankemiskinan.
 Kedua, Adanya hambatan nontarif yang menyebabkan tingginya tingkat pengangguran, kemiskinan, ketidakseimbangan, dan lumpuhnya perekonomian nasional.

Beberapa upaya yang telah maupun belum terealisasi ditempuh oleh pemerintah Indonesiadalam mengatasi dampak-dampak dari perdagangan bebas di bidang ekonomi politik, antara lainyang paling mendasar dan pokok ialah dengan memperbaiki kebijakan ekonomi politik Indonesiaterkait dengan perdagangan bebas, menanamkan pendidikan cinta produk dalam negeri sejak dini, serta meningkatkan kualitas produk-produk di dalam negeri.

Saran

Saran dari penulis yang mungkin dapat memberikan sedikit masukan ialah:

Pemerintah perlu memperhitungkan kembali sistem ekonomi Indonesia yang BebasAktif, serta harus bisa bertindak tegas dan berpedoman pada falsafah Bangsa Indonesia yaituPancasila dalam setiap mengambil kebijakan.

Kemudian upaya antisipasi yang belum terealisasi tersebut hendaknya segeradilaksanakan apabila dirasa dapat menstabikan ekonomi politik Indonesia.

Serta sebaiknya pengalaman dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia yang telahlalu dijadikan guru yang terbaik.

YANG LAINNYA

Dampak Positif yang ditimbulkan diantaranya adalah era globalisasi ini membuka kesempatan kerja sama yang luas antar negara dan juga dapat meningkatkan standar hidup melalui teori keuntungan komparatif dan ekonomi skala besar.

Dampak Positif yang bisa ditimbulkan dengan adanya perdagangan bebas diantaranya adalah membuka kesempatan kerja yang luas antar negara dan juga dapat meningkatkan standar hidup melalui teori keuntungan komparatif dan ekonomi skala besar.

Dampak Negative perdagangan bebas ini juga dianggap merugikan negara maju karena pekerjaan dari negara maju akan berpindah ke negara yang lain selain itu juga perdagangan bebas dapat menimbulkan perlombaan-perlombaan yang menyebabkan standar hidup dan keamanan yang lebih rendah juga tidak bisa dipungkiri bahwa akan timbulnya persaingan yg rumit dan ketat akibat dari perdagangan bebas ini

Dampak Negative di sisi perdagangan bebas juga dianggap merugikan negara maju karena ia menyebabkan pekerjaan dari negara maju berpindah ke negara lain dan juga menimbulkan perlombaan serendah mungkin yang menyebabkan standar hidup dan keamanan yang lebih rendah juga akan menimbulkan persaingan yang semakin tajam dan ketat. Oleh sebab itu perdagangan bebas dianggap mendorong negara - negara untuk bergantung satu sama lain, yang berarti memperkecil kemungkinan terjadinya perang antar negara, hal lain yang yang timbul yaitu adanya tantangan di masa mendatang, meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor industri dengan mengandalkan kemampuan SDM, teknologi dan manajemen. Oleh karena itu, penerapan otamatisasi industri, sebagai integrasi antara sistem mekanik, elektronik, komputer dan teknologi industri, untuk memperkecil biaya dan meningkatkan produksi, menjadi sebuah keniscayaan.

Selain dari dampak-dampak diatas, ada juga dampak-dampak yang timbul akibat perdagangan internasional yang saya paparkan sebagai berikut.
Dampak positif dari perdagangan internasional antara lain, yaitu :
·                     Meningkatkan kegiatan produksi dalam Negara.
·                     Mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
·                     Menambahkan devisa Negara..
·                     Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
·                     Kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.
·                     Memperluas lapangan kerja.
·                     Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar negara.
Dampak negatif dari perdagangan internasional antara lain, yaitu :
·                     Industri dalam negeri mengalami kerugian yang sangat besar.
·                     Munculnya ketergantungan terhadap negara-negara maju.
·                     Persaingan yang tidak sehat, karena pengaruh perdagangan bebas.
·                      Pertumbuhan perekonomian negara akan semakin rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri.
 
 
 
SUMBER : 
  • http://akademimerdeka.org/2011/09/06/manfaat-perdagangan-bebas-belajar-dari-sejarah/ 
  • http://www.academia.edu/3753474/Dampak_Perdagangan_Bebas
  • http://febrianilisa-lisablogs.blogspot.com/2012/03/dampak-postif-negatif-perdagangan-bebas.html
  • http://karina-mile.blogspot.com/2012/09/menganalisis-dampak-pasar-bebas-bagi.html

Wednesday, February 26, 2014

Situasi Mekah Menjelang Kelahiran Nabi Muhammad SAW


Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Situasi Mekah Menjelang Kelahiran Nabi Muhammad SAW

 
Nabi Muhammad SAW lahir situasi masyarakat Mekah dan sekitarnya pada saat itu sedang mengalami zaman kegelapan. Masyarakat Mekah kehilangan kendali, tidak ada panutan yang dapat meuntun kearah kebaikan, adanya hanyalah kehidupan jahiliya. Perilaku masyarakat senantiasa bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan. Tidak ada yang menyembah Allah. Masa itu lebih dikenal dengan zaman jahiliyah, yakni zaman kebodohan atau kegelapan terhadap kebenaran. Tatanan sosial dan akhlak tidak berjalan semestinya, yang ada hanyalah kehidupan rimba, yang kuat senantiasa menindas yang lemah, kaum wanita menjadi sasaran tindak kejahatan, dan masih banyak lagi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada masa itu.
Dalam situasi masyarakat semacam itulah Nabi Muhammad dilahirkan dan pada saatnya akan menjadi pemimpin umat yang mampu membawa peradaban manusia ke arah kehidupan yang lebih baik dan bermartabat.
Nabi Muhammad SAW adalah keturunan bangsawan Quraisy, ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusai bin Kilab Murrah dari golongan Arab Bani Ismail. Ibunya bernama Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf bin Kilab bin Murrah. Dilihat dari silsilah keturunan, antara ayah dan ibu Nabi Muhammad SAW keduanya berasal dari keturunan bangsawan dari kabilah Arab.
Nabi Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan yatim, ayahnya yang bernama Abdullah meninggal di kala Nabi Muhammad SAW dalam kandungan ± 7 bulan. Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul awal tahun gajah atau tanggal 20 April 571 M.
Disebut tahun gajah karena pada saat kelahiran Nabi Muhammad bersamaan dengan peristiwa pemberontakan yang dipimpin oleh Abrahah dengan segenap pasukannya dengan tujuan untuk menghancurkan Kakbah. Pada saat itu Abrahah mengendarai gajah. Sehingga tahun tersebut lebih dikenal dengan tahun gajah. Namun Allah menghadangnya dengan mengirim pasukan burung ababil nntuk menghancurkan pasukan Abrahah sehingga penyerangan Ka'bah mengalami kegagalan, kondisi Ka'bah tidak mengalami kerusakan, (cerita selengkapnya baca kutipan Surah Al-Fiil).




Anda tentu pernah mendengar bahwa tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW dikenal juga dengan “Tahun Gajah”. Sebuah Istilah yang terkait dengan aksi penyerangan terhadap Makkah oleh Abrahah, penguasa Ethiopia di daerah Yaman. Kisah ini dimulai dengan ambisi Abrahah untuk membangun sebuah Gereja Besar di kota Shan’a. Sebuah bangunan yang tak tertandingi kemegahannya pada saat itu. Abrahah sendiri memberi nama Gereja itu “Qullais”. Pendirian bangunan ini ternyata bertujuan untuk mengalihkan perhatian orang-orang arab dari Ka’bah yang sudah mereka muliakan selama berabad-abad. Dari surat yang dikirimkan Abrahah kepada Raja Ethiopia (Habasyah) diketahui bahwa Abrahah berharap Qullais bisa mengalahkan pengaruh Ka’bah pada jaman itu. Ketika mendengar hal itu, seorang diantara kabilah Bani Fuqaim bin ‘Adiy bin ‘Amir bin Tsa’labah bin Al-Harits bin Malik bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar tidak dapat menahan amarahnya. Secara diam-diam orang tersebut masuk ke dalam Qullais lalu buang air besar didalamnya dan mengotori bagian penting bangunan itu dengan tinja. Ketika Abrahah mendengar peristiwa itu dia marah besar dan bersumpah akan menghancurkan ka’bah. Ia menyiapkan sebuah pasukan besar diperkuat oleh beberapa puluh ekor gajah lalu berangkat sendiri memimpin pasukannya menuju Makkah. Dalam Perjalanan menuju Makkah, Abrahah mendapatkan perlawanan dari Pasukan Dzu Nafar dan pasukan lain dibawah pimpinan Nufail bin Hudaib namun semuanya dapat dipatahkan dan keduanya berhasil ditawan oleh Abrahah dan dijadikan penunjuk jalan menuju ke Makkah. Sesampainya di daerah Al- Mughammis, Abrahah mengutus Al- Aswad bin Maqshud berangkat ke Makkah. Dalam melaksanakan tugas ini mereka merampas kekayaan penduduk Tihamah (orang-orang Qurays dan lain-lain), termasuk 200 ekor Unta milik Abdul Mutthalib bin Hasyim (Kakek Nabi Muhammad SAW) yang ketika itu berkedudukan sebagai tokoh pimpinan Qurays. Kabilah-kabilah di sekitar Makkah bangkit hendak melakukan perlawanan, namun setelah menyadari kekuatan mereka tak seimbang akhirnya mereka mengurungkan niatnya. Sesampainya di Makkah, Abrahah mengutus Hunathah al Hymyariy untuk memberitahu pesan Abrahah : Bahwa Abrahah tidak datang bermaksud memerangi penduduk Mekkah, Melainkan hendak menghancurkan Ka’bah. Apabila mereka tidak melawan maka Abrahah tidak akan menumpahkan darah mereka. Kalau pemimpin Mekkah benar-benar tidak akan memerangi Abrahah, sebaiknya datang menghadap. Setelah mengetahui bahwa pemimpin Mekkah adalah Abdul Mutthalib, Hunathah segera menemuinya dan menyampaikan pesan itu. Abdul Muthallib menjawab: “ Kami tidak berniat memerangi Abrahah karena kami tidak punya kekuatan untuk itu. Rumah Suci itu (Ka’bah) adalah milik Allah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim alaihissalam. Jika Allah hendak mencegah penghancuran yang hendak dilakukan oleh Abrahah itu adalah urusan Pemilik rumah suci itu, tetapi jika Allah hendak membiarkan Rumah sucinya itu dihancurkan orang maka kami tidak sanggup mempertahankannya”. Mendengar jawaban seperti itu, Hunathah kemudian mengajak Abdul Mutthalib menemui Abrahah. Abdul Mutthalib disambut ramah oleh Abrahah. Melalui penterjemahnya Abrahah bertanya mengenai keperluan Abdul mutholib. Abdul mutthalib mengatakan bahwa ia datang hendak menuntut pengembalian 200 ekor untanya yang dirampas pasukan Abrahah. Abrahah heran dan kembali bertanya:” sebenarnya aku kagum melihat anda, tetapi kekagumanku itu hilang samasekali setelah tuan berbicara mengenai unta. Apakah patut orang seperti tuan lebih mengutamakan pembicaraan mengenai pengembalian unta yang telah kurampas daripada berbicara mengenai Ka’bah yang menjadi Syiar agama tuan dan agama nenek moyang tuan. Aku datang untuk menghancurkannya tetapi tuan tidak berbicara mengenai itu”. Abdul Mutthalib menjawab:” Akulah yang mempunyai untaunta itu, sedangkan Ka’bah mempunyai Pemiliknya sendiri yang akan mencegah dan mempertahankannya”. Abrahah menantang:” Tidak ada sesuatu yang dapat mencegah kemauanku”. Abdul Mutthalib menjawab:” Silakan tuan lakukan…” Setelah mendapatkan kembali unta-untanya, Abdul Mutthalib kembali ke Makkah dan meminta semua penduduk Makkah untuk pergi berlindung ke pegunungan guna menghindari aksi kekejaman Pasukan Abrahah. Sebelum keluar meninggalkan Mekkah, Abdul Mutthalib menghampiri Ka’bah dan sambil berpegang pada gelangan besi pintunya ia berdo’a bersama beberapa orang Qurays lainya, mohon kepada Allah supaya melindungi keselamatan Ka’bah. Setelah itu mereka pergi mengungsi ke pegunungan menunggu apa yang hendak dilakukan Abrahah pada saat memasuki kota tersebut. Keesokan harinya, Abrahah sudah siap siaga bersama pasukannya. Abrahah menunggang gajah kesayangannya yang diberi nama “Mahmud”. Ketika semuanya sudah siap, Nufail bin Hudaib membisikkan pada telinga Mahmud :” Hai Mahmud, bersimpuhlah. Atau pulang kembali ke tempat asalmu (Yaman). Ketahuilah bahwa engkau sekarang berada di tanah suci”. Sesaat setelah Nufail pergi, Mahmud bersimpuh dan tidak mau berdiri jika dihadapkan ke arah Ka’bah. Begitu juga gajah-gajah yang lain. Meski mereka dipukul tetap tidak mau berdiri kecuali jika dihadapkan ke arah Yaman mereka langsung bangkit dan berlari. Dalam keadaan yang membingungkan itu Allah mengirimkan ribuan burung kecil yang membawa tiga buah batu sebesar biji gandum, satu buah di paruhnya dan dua buah di kedua kakinya. Ternyata batu itu berhasil membinasakan bagi siapa saja yang tertimpa bati itu. Mereka yang selamat lari tunggang langgang mencari jalan untuk pulang ke Yaman, sementara Abrahah termasuk yang terkena batu tersebut dan meninggal dengan mengenaskan. Jari-jari tangan dan kakinya rontok dan mengeluarkan darah dan nanah dari kepalanya. Abrahah dibawa pulang oleh pasukannya yang tersisa. Berdasarkan riwayat yang berasal dari Ya’kub bin Utbah, Ibnu Ishaq mengatakan, pada tahun itu pertama kali di negeri arab terjadi wabah penyakit Morbili dan cacar basah. Setelah Muhammad SAW diangkat menjadi Rosul, peristiwa ini diabadikan kembali oleh Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-Fiil. Saat penyerangan inilah Aminah binti Abdul Wahab melahirkan Muhammad SAW ketika akan mengungsi. Beberapa
Peristiwa lain menjelang kelahiran Muhammad SAW
Pada malam kelahiran Muhammad SAW tampak berbagai tanda-tanda luar biasa. Diantara kejadian itu adalah:
- Bumi digoncang gempa hingga berhala yang terpancang diatas Ka’bah runtuh bergelimpangan.
- Beberapa buah Gereja dan Biara runtuh
- Istana Kisra di Persia retak dan roboh
- Disusul oleh padamnya api sesembahan kaum majusi di Persia. Dengan padamnya api sesembahan mereka yang tidak pernah terjadi sebelumnya ini mereka cemas dan sedih, semuanya menduga bahwa semua tanda yang mereka saksikan itu pasti menunjukkan peristiwa besar di dunia.
(Sumber: Al Hamid al Husaini, 1992, Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad SAW, Yayasan al Hamidiy, Jakarta)