Assalamu’alaikum Warah Matullahi Wa Barakatuh,
Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan
ke hadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya.
Bahwasannya pada saat ini kita bisa berkumpul bersama dalam keadaan jiwa
raga yang sempurna dan akal pikiran yang sehat, tidak lupa shalawat dan
salam kita sampaikan kepada junjungan alam panutan umat Islam yakni
Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya, patut bersyukur bias bernapas ddalam
ajarannya yaitu jalan kebenaran sebgai transpormasi menuju kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Yang terhormat Bapak Sekolah dan Bapak/
Ibu guru yang saya hormati serta teman-teman seperjuangan yang saya
banggakan. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih banyak kepada
hadirin yang telah memberikan kesempatan kepada saya berdiri di sini
dalam rangka berbagai ilmu yang telah kita gali. Saya meminta maaf
sekiranya bila ada ucapan yang bersifat menggurui karena saya bukan
orang yang patutu dijadikan guru, kehadiran saya semata-mata ingin
berbagi informasi dan ilmu pengetahuan yang mungkin belum kita ketahui
sebelumnya.
Hadirin yang saya banggakan.
Kita ketahui manusia merupakan makhluk
Tuhan yang paling sempurna. Makhluk yang diberi anugerah jiwa dan raga,
Pantasnya kita syukuri Allah telah memberikan kita kepercayaan sebagai
kholifah di muka bumi. Tugas kholifah adalah menjaga dan memakmurkan
ciptaan-Nya dengan disertai ajaran-Nya, tapi pengertian kholifah kini
telah bergeser dari arti sebenarnya yang seharusnya menjaga malah
merusak dan menghancurkan ciptaan-Nya yang selayaknya memakmurkan, tapi
banyak yang menjadikan ajang peperangan yang berawal dari konflik
dimana-mana. Akankah kehidupan manusia sejahtera dengan rusaknya alam
dan hancurnya sikap integrasi?
Kesejahteraan tidak bisa terwujud dengan
sikap manusia yang anarkis baik terhadap lingkungan atau diri sendiri.
Selain dituntut menyeimbangkan kepentingan dunia dan akhirat dari sifat
hedonisme, manusia juga dituntut untuk memenuhi kebuthuannya. Kebutuhan
apa yang harus kita dapatkan?
Dalam ilmu ekonomi kebutuhan meruapakan
hal yang tidak dipisahkan dari kehidupan manusia karena apabila
kebutuhan tidak dapat dipenuhi manusia belum tentu bias hidup. Benarkah
tanpa kebutuhan manusia bias mati?
Mungkin anda pernah mendengar orang mati
kelaparan, orang mati karena sakit dan orang mati karena bunuh diri lalu
apa hubungannya dengan kebutuhan!? Orang kelaparan membutuhkan makanan
untuk mengisi perutnya. Orang sakit butuh obat dan dokter agar kembali
sehat. Orang yang bunuh diri sebelumnya dia butuh dukungan dan
pencerahan rohani. Apakah itu semua bukanka termasuk kebutuhan?
Kebutuhan manusia itu beraneka ragam.
Macam-macam kebutuhan manusia itu tergolong ke dalam empat bagian, ada
kebutuhan menurut internsitasnya, waktunya, sifatnya dan subjeknya.
Menurut internsistasnya dibagi lagi menajdi mutlak, primer, sekunder dan
tersier. Orang mati kelaparan merupakan contoh kebutuhan mutlak yang
tidak terpenuhi karena tidak makan dan minum yang dapt menyebabkan
kehilang udara untuk bernapas sehingga dia mati. Satu contoh kasus bahwa
makanan, minuman dan udara merupakan kebutuhan mutlak yang harus
dipenuhi. Pernahkan anda merasakan tidak makan? Apa akibanya akalau
terus-menerus tanpa diberi makanan? Lalu bagaimana supaya tubuh bias
kembali sehat?
Mungkin kita beruntung tidak sering kekurangan kebutuhan
makanan, tetapi pakah pernah memikirkan orang lain dit tempat sana yang
merunduki-runduk memegangi peutnya, meminta-minta demi menghilangkan
rasa laparnya. Patut kita syukuri masih banyak di luar sana yang
nasibnya tidak seberuntung kita dan perlu kita ingat bersyukur saja
tidak cukup kita harus punya rasa peduli pada mereka.
Contoh kasus ke dua orang mati karena
sakit. Mungkin kita anggap, “ah itu mah wajar mati karena sakit mah”, ya
memang wajar mungkin saja itu cobaan dari Sang Pencipta kalaupun mati
itu sudah takdirnya. Tapi terkadang bukan nasib dan takdir yang membuat
mereka cepat mati. Kebutuhan akan kesehatan dan obat-obatan sangat
terbatas begitupun tenaga ahlinya masih kurang yang professional,
mahalnya biaya kesehatan adalah salah satu cara mempercepat kematian,
mempersulit pemulihan bahkan di saat sedang kesulitan ada yang
bersenang-senag diatas penderitaan orang lain. Kebutuhan akan kesehatan
adalah kebutuhan menurut waktunya dan harus segera dipenuhi, apabila
dibiarkan akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan yang
ujung-ujungnya menimbulkan kematian. Untuk memenuhi kesehatan dibutuhkan
dukungan dari faktor ekonomi, tapi kebanyakan masyarakat indonesia
kekurangan ekonomi.
Yang ketiga, orang mati karena buhuh
diri. Inilah hal yang sulit dipercaya, bias-bisanya orang yang
mempersingkat hidupnya. Memilih mati daripada harus hidup menderita,
sungguh orang seperti ini kurang akan kebutuhan rohaninya, ini akibat
orang yang tdak bias dan tidak penah mencoba memnuhi kebutuahan jiwanya.
Sangat khawatirkan jika melhihat gaya hidup remaja sekarang yang sudah
kental dengan globalisasi. Banyak yang sudah salah pengertian dengan
sitilah “Cinta” sihingga harga diri rela ia korbankan dengan cinta.
Astagfirullah Al’adzim..! Kenapa bias terjadi seperti itu? Apakah orang
tuanya membiarkan anaknya bergaul dengan siapa saja sekalipun meraka
orang tidak baik? Ataukah orang tuanya sibuk dengan pekerjaan? Sungguh
malang apabila itu terjadi pada anaknya. Pastinya jiwanya akan tertekan
hingga dia bosan dengan hidupnya. Siapa yang salah? Siapa yang rugi?
Siapa yang malu? Siapa yang akan bertanggung jawab? Semoga kita bukan
orang-orang seperti itu.
Hadirin yang saya banggakan.
Bila kita berbicara kematian sebenarnya
itu kuasa Allah, hanya Allahlah yang tahu kapan manusia mati, tapi
sebenarnya kembali kepada manusia itu sendiri, bagaimana mempertahankan
hidupnya memenuhi kebutuhan akan makanan, kesehata, jasmani, rohani, dan
sebagainya itulah perlu manusia upauakan kalaupun ekonomi kita kurang
berkembang jangan salahkan sistem ekonominya yang sudah ada karena
sistem ekonomi tidak bersalah coba lihat siapa yang mengendalikannya.
Kalaupun ada pejabat pemerintah yang korupsi suruh siapa memilih dia,
kalaupun ada rakyat yang miskin kenapa tidak berusaha untuk jadi orang
kaya, kalaupun anda yang susah jangan salahkan ibu yang mengandung.
Dalam menghadapi arus globalisasi yang
semakin deras pemerintah begitu sibuknya menghadapi itu semua. Apa yang
harus mereka lakukan? Program apa yang baik? System seperti apa yang
bisa menahan tetap berdirinya perekonomian Negara. Sebenarnya semua itu
bukan masalah pemerintah saja tetapi kita pun wajib berperan di
dalamnya. Tanpa dukungan dan partisipasi rakyat kita akan termakan
budaya-budaya yang bertolak belakang dengan kehidupan kita bahkan rakya
hanya akan menjadi penjilat produk mereka bukan pembuat. Apakah dengan
terus menerus menikmati produk orang lain akan sejahtera? Belum tentu!
Kalau kita hanya menjadi penonton, tiga hal yang tadi saya contohkan
bisa terjadi pada diri sendiri dan dimanapun berada.
Kita ketahui 2010 adalah tahunnya
Negara-negara maju dalam perdagangan bebas, di mana siapa dan dari
Negara manapun bebas keluarmasuk negar orang lain tanpa ada batasannya.
2020 adalah tahunnya untuk Negara-negara berkembang seperti Indonesia,
tapi apa yang sudah kita persiapkan dan apa yang akan kita hadapi di
2020 nanti. Orang-orang asing akan berdatangan ke Indonesia, lalu apakah
kita juga akan pergi keluar negeri mendirikan usahanya disana? Ataukah
akan menjadi konsumen yang menghabiskan produk mereka yang bermunculan
di negara kita contohnya seperti KFC.
Hal ini bukanlah seharusnya kita jadikan
kabar baik justru sebaliknya inilah tantangan besar bagi bangsa
Indonesia untuk terjun di mata dunia bahwa Indonesia harus jadi negara
yang maju. Sudahkah anda punya rencana setelah lulus nanti? Hal apa yang
anda lakukan? Itulah gambaran yang akan menentukan Indonesia bisa
tidaknya bersaing dengan negara-negara papan atas, baik dalam bidang
ekonomi, sosial dan budaya.
Demikian yang dapak saya sampaikan. Atas
segala perhatian dan dukungan teman-teman dan guru-guru saya ucapkan
terima kasih banyak dan mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada
kata-kata yang kurang berkenan di hati. Semoga apa yang saya sampaikan
bermanfaat khususnya bagi saya sendiri dan umumnya untuk kita semua dan
ksemoga ita bisa menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas dan bermutu
dalam menghadapi perekonomian ke depannya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
No comments:
Post a Comment