Menganalisis Teks Cerita Sejarah
Teks Cerita Sejarah “ Bandoeng Lautan Api “
Penulis : Anita Nirmalasari
Berdasarkan Struktur
Dilihat dari strukturnya, teks cerita sejarah “ Bandoeng Lautan Api “ sudah memenuhi syarat sebagai teks cerita sejarah yaitu memiliki bagian orientasi dan urutan peristiwa. Meskipun tidak memiliki bagian reorientasi teks ini tetap termasuk teks cerita sejarah karena bagian reorientasi bersifat opsional ( bisa ada bisa tidak ada ). Berikut uraian struktur teksnya :
Paragraf
Ke-
|
Struktur
|
Uraian Teks
|
1.
|
Orientasi
|
Suatu hari di Bulan Maret 1946, dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk mengukir sejarah dengan membakar rumah dan harta benda mereka, meninggalkan kota Bandung menuju pegunungan di selatan.
|
2.
|
Urutan Peristiwa 1
|
Ultimatum agar Tentara Republik Indonesia (TRI) meninggalkan kota dan rakyat, melahirkan politik "bumihangus". Rakyat tidak rela Kota Bandung dimanfaatkan oleh musuh. Mereka mengungsi ke arah selatan bersama para pejuang.
|
3.
|
Urutan Peristiwa 2
|
Kolonel Abdul Haris Nasution selaku Komandan Divisi III, mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan rakyat untuk meninggalkan Kota Bandung. Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota.
|
4.
|
Urutan Peristiwa 3
|
Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat menggunakannya lagi. Di sana-sini asap hitam mengepul membubung tinggi di udara. Semua listrik mati. Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling seru terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat pabrik mesiu yang besar milik Sekutu. TRI bermaksud menghancurkan gudang mesiu tersebut
|
5.
|
Urutan Peristiwa 4
|
Pembumihangusan Bandung tersebut merupakan tindakan yang tepat, karena kekuatan TRI dan rakyat tidak akan sanggup melawan pihak musuh yang berkekuatan besar. Selanjutnya TRI bersama rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini melahirkan lagu "Halo-Halo Bandung" yang bersemangat membakar daya juang rakyat Indonesia.
|
6.
|
Urutan Peristiwa 5
|
Istilah Bandung Lautan Api muncul pula di harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan muda saat itu, yaitu Atje Bastaman, menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari Cicadas sampai dengan Cimindi.
|
Berdasarkan Kaidah Kebahasaan
Dilihat dari kaidah kebahasaannya, teks cerita sejarah “ Bandung Lautan Api “ memiiki beberapa ciri kebahasaan seperti verba dan nomina, penggunaan konjungsi, dan nominalisasi. Selain itu, dilihat dari ejaan dan penggunaan tanda baca. Yang akan saya analisis adalah sebagai berikut :
Penggunaan konjungsi
Konjungsi temporal yang digunakan pada teks cerita sejarah “ Bandung Lautan Api “ diantaranya : selanjutnya ( pada kalimat “ Selanjutnya TRI bersama rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar bandung ” ), kemudian, dan setelah ( pada kalimat “ Bandung Lautan Api kemudian menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa pembakaran tersebut. “).
Ejaan
Secara keseluruhan ejaan pada setiap kalimat sudah cukup baik, karena tidak terdapat kesalahan penulisan kata pada teks ini.
Penggunaan tanda baca
Penggunaan tanda baca pada teks ini sudah cukup baik, karena tidak ada kesalahan dalam penggunaan titil(.), koma(,), ataupun penggunaan tanda kutip (“...”)
|
|
unsur kebhasaaannya mana ?
ReplyDeleteKo gak ada komplilasi ,solusi sama reorientasinya
ReplyDelete