REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI
Reaksi
redoks banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh yang
dapat dilihat adalah adanya pembakaran bahan bakar minyak pada sepeda
motor, mobil, bus, dan kendaraan lainnya. Selain itu, juga ditemukan
pada reaksi pembakaran yang lain seperti pembakaran kayu, sampah kering,
dan bahkan dalam tubuh juga terjadi pembakaran yaitu oksidasi makanan
dalam sel. Selain reaksi pembakaran, dapat juga dijumpai reaksi
fotosintesis dan perkaratan besi. Jenis apakah reaksi tersebut? Mengapa
zat-zat tersebut dapat terbakar oleh oksigen? Mengapa besi dapat
berkarat?
1. PERKEMBANGAN KONSEP REAKSI OKSIDASI REDUKSI
Reaksi kimia dapat digolongkan ke dalam reaksi redoks dan reaksi bukan redoks. Istilah redoks berkaitan dengan peristiwa reduksi dan oksidasi. Pengertian
reduksi dan oksidasi itu sendiri telah mengalami perkembangan. Pada
awalnya, peristiwa reduksi dan oksidasi dikaitkan dengan pelepasan dan
pengikatan oksigen: oksidasi sebagai pengikatan oksigen, sedangkan
reduksi sebagai pelepasan oksigen. Pada perkembangan selanjutnya,
oksidasi dan reduksi dikaitkan dengan penangkapan atau pelepasan
elektron, dan kemudian dengan perubahan bilangan oksidasi. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan cakupan yang lebih luas bagi jenis reaksi
tersebut.
2. PENGERTIAN OKSIDASI DAN REDUKSI (REDOKS)
Pengertian oksidasi dan reduksi disini lebih melihat dari segi transfer oksigen, hidrogen dan elektron. Disini akan juga dijelaskan mengenai zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor).
* Oksidasi :
-Penambahan/pengikatan atom oksigen
-Pelepasan Elektron
-Naiknya bilangan oksidasi
* Reduksi
-Pengurangan atom oksigen
-Penambahan Elektron
-Turunnya bilangan oksidasi
* Reduktor (Pereduksi)
Zat yang mengalami oksidasi
* Oksidator (pengoksidasi)
Zat yang mengalami reduksi
* Reaksi Redoks
Reaksi redoks merupakan suatu reaksi yang mengandung peristiwa reduksi dan oksidasi
1. Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer oksigen
Dalam hal transfer oksigen, Oksidasi berarti mendapat oksigen, sedang Reduksi adalah kehilangan oksigen.
Sebagai contoh, reaksi dalam ekstraksi besi dari biji besi:
Karena reduksi dan oksidasi terjadi pada saat yang bersamaan, reaksi diatas disebut reaksi REDOKS.
2. Zat pengoksidasi dan zat pereduksi
Oksidator
atau zat pengoksidasi adalah zat yang mengoksidasi zat lain. Pada
contoh reaksi diatas, besi(III)oksida merupakan oksidator.
Reduktor atau zat pereduksi adalah zat yang mereduksi zat lain. Dari
reaksi di atas, yang merupakan reduktor adalah karbon monooksida.
Jadi dapat disimpulkan:
- oksidator adalah yang memberi oksigen kepada zat lain,
- reduktor adalah yang mengambil oksigen dari zat lain
3. Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hydrogen
Definisi
oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen ini sudah lama dan
kini tidak banyak digunakan. Oksidasi berarti kehilangan hidrogen,
reduksi berarti mendapat hidrogen.
Perhatikan bahwa yang terjadi adalah kebalikan dari definisi pada transfer oksigen.
Sebagai contoh, etanol dapat dioksidasi menjadi etanal:
Sebagai contoh, etanol dapat dioksidasi menjadi etanal:
Untuk
memindahkan atau mengeluarkan hidrogen dari etanol diperlukan zat
pengoksidasi (oksidator). Oksidator yang umum digunakan adalah larutan
kalium dikromat(IV) yang diasamkan dengan asam sulfat encer.
Etanal juga dapat direduksi menjadi etanol kembali dengan menambahkan hidrogen. Reduktor yang bisa digunakan untuk reaksi reduksi ini adalah natrium tetrahidroborat, NaBH4. Secara sederhana, reaksi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
4. Zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor)
- Zat pengoksidasi (oksidator) memberi oksigen kepada zat lain, atau memindahkan hidrogen dari zat lain.
- Zat pereduksi (reduktor) memindahkan oksigen dari zat lain, atau memberi hidrogen kepada zat lain.
5. Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer electron
Oksidasi berarti kehilangan elektron, dan reduksi berarti mendapat elektron.
Definisi ini sangat penting untuk diingat. Ada cara yang mudah untuk membantu anda mengingat definisi ini. Dalam hal transfer elektron:
Definisi ini sangat penting untuk diingat. Ada cara yang mudah untuk membantu anda mengingat definisi ini. Dalam hal transfer elektron:
Contoh sederhana
Reaksi redoks dalam hal transfer elektron:
Tembaga(II)oksida dan magnesium oksida keduanya bersifat ion. Sedang dalam bentuk logamnya tidak bersifat ion. Jika reaksi ini ditulis ulang sebagai persamaan reaksi ion, ternyata ion oksida merupakan ion spektator (ion penonton).
Jika
anda perhatikan persamaan reaksi di atas, magnesium mereduksi iom
tembaga(II) dengan memberi elektron untuk menetralkan muatan
tembaga(II). Dapat dikatakan: magnesium adalah zat pereduksi (reduktor). Sebaliknya,
ion tembaga(II) memindahkan elektron dari magnesium untuk menghasilkan
ion magnesium. Jadi, ion tembaga(II) beraksi sebagai zat pengoksidasi
(oksidator).
Reaksi redoks pada peristiwa perkaratan besi dapat dijelaskan dengan reaksi berikut:
Pada
reaksi tersebut, enam elektron dilepaskan oleh dua atom besi
dan diterima oleh tiga atom oksigen membentuk senyawa Fe2O3, Oleh karena
itu, peristiwa oksidasi selalu disertai peristiwa reduksi. Pada setiap
persamaan reaksi, massa dan muatan harus setara antara ruas
kanan dan ruas kiri (ingat kembali penulisan persamaan reaksi).
Persamaan reaksi redoks tersebut memiliki muatan dan jumlah atom yang
sama antara ruas sebelah kiri dan sebelah kanan persamaan reaksi.
Oksidasi besi netral melepaskan elektron yang membuatnya
kehilangan muatan. Dengan menyamakan koefisiennya maka muatan
pada kedua ruas persamaan reaksi menjadi sama. Penyetaraan pada
reaksi reduksi oksigen juga menggunakan cara yang sama.
Contoh Reaksi Reduksi Oksidasi berdasarkan Transfer elektron
Dari
persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa Mg melepaskan elektron dan Cl
menerima elektron. Dengan demikian, Mg mengalami oksidasi dan Cl
mengalami reduksi.
Memang
agak membingungkan untuk mempelajari oksidasi dan reduksi dalam hal
transfer elektron, sekaligus mempelajari definisi zat pengoksidasi dan
pereduksi dalam hal transfer elektron.Dapat disimpulkan sebagai berikut,
apa peran pengoksidasi dalam transfer elektron:
- Zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.
- Oksidasi berarti kehilangan elektron (OIL RIG).
- Itu berarti zat pengoksidasi mengambil elektron dari zat lain.
- Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron
Atau dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Suatu zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.
- Itu berarti zat pengoksidasi harus direduksi.
- Reduksi berarti mendapat elektron (OIL RIG).
- Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron.
3. PENGERTIAN BILANGAN OKSIDASI (BO)
Bilangan oksidasi (biloks) adalah muatan yang dimiliki oleh suatu atom dalam suatu ikatannya dengan atom lain. Karena dalam ikatan yang terlibat adalah elektron, posisi elektron menentukan bilangan oksidasi.
Untuk senyawa ion, biloks positif ditunjukkan oleh banyaknya electron yang dilepas oleh satu atom unsur, sedangkan biloks negatif ditunjukkan oleh banyaknya elektron yang diterima oleh satu atom unsure. Misalnya, dalam senyawa CaCl2, satu atom Ca melepaskan dua electron maka biloks Ca = +2, satu atom Cl menerima satu elektron maka biloks Cl = -1.
Untuk senyawa kovalen, tidak terjadi pelepasan dan penerimaan elektron. Oleh karena itu, bilangan oksidasi suatu unsure ditentukab berdasarkan pergeseran elektron dalam iktan kovalennya. Atom yang lebih kuat menarik elekton (elektronegativitasnya lebih besar) mempunyai bilangan oksidasi negatif, sedangkan atom yang kurang kuat menarik electron (elektonegativitasnya kecil) bilangan oksidasinya positif. Besarnya bilangan oksidasi suatu unsur bergantung pada banyaknya electron-elektron yang terlibat dalam ikatannya, misalnya biloks H dalam HCl dan dalam H2O.
Bagaimana
bilangan oksidasi dapat menjelaskan reaksi redoks? Apa Anda
cukup puas dengan konsep transfer elektron? Tinjau antara reaksi SO2 dengan O2 membentuk SO3. Reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :
Jika
dikaji berdasarkan konsep pengikatan oksigen maka reaksi
tersebut adalah reaksi oksidasi. Jika dikaji berdasarkan
transfer elektron maka Anda mungkin akan bingung, mengapa? Pada reaksi
tersebut tidak terjadi transfer elektron, tetapi terjadi penggunaan
bersama pasangan elektron membentuk ikatan kovalen. Reaksi tersebut
tidak dapat dijelaskan dengan konsep transfer elektron.
Oleh
karena banyak reaksi redoks yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep
pengikatan oksigen maupun transfer elektron maka para pakar kimia
mengembangkan konsep alternatif, yaitu perubahan bilangan oksidasi.
Menurut konsep ini, jika dalam reaksi bilangan oksidasi atom
meningkat maka atom tersebut mengalami oksidasi. Sebaliknya, jika
bilangan oksidasinya turun maka atom tersebut mengalami reduksi.
Untuk
mengetahui suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan menurut
konsep perubahan bilangan oksidasi maka perlu diketahui biloks dari
setiap atom, baik dalam pereaksi maupun hasil reaksi.
Berdasarkan diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Atom
S mengalami kenaikan biloks dari +4 menjadi +6, peristiwa ini
disebut oksidasi; atom O mengalami penurunan biloks dari 0 menjadi –2,
peristiwa ini disebut reduksi. Dengan demikian, reaksi tersebut
adalah reaksi redoks.
Oleh karena molekul O2 menyebabkan molekul SO2 teroksidasi maka molekul O2 adalah oksidator. Molekul O2 sendiri mengalami reduksi akibat molekul SO2 sehingga SO2 disebut reduktor.
Contoh Reaksi Redoks Menurut Perubahan Bilangan Oksidasi
3. ATURAN MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI (BO)
a. Unsur-unsur bebas (seperti Na, Mg, Fe, Cl2, O2) mempunyai BO = 0, demikian pula dakam bentuk senyawa (seperti H2SO4).
b. Ion atau atom O dalam senyawanya mempunyai BO = -2, kecuali dalam peroksida.
c. H dalam senyawanya mempunyai BO = +1, kecuali dalam hidridanya, contoh = NaH.
d. Unsur-unsur golongan IA dalam senyawanya mempunyai BO = +1.
e. Unsur-unsur golongan IIA dalam senyawanya mempunyai BO = +2.
f. Unsur-unsur golongan halogen VIIA dalam senyawanya mempunyai BO = -1, kecuali dalam senyawa oksinya (seperti HClO3, HClO4, HiO3).
g. Dalam bentuk ion, BO tersebut sesuai dengan muatannya. Contoh : S-2, BO = -2 dan Ba+2, BO = +2.
Penjelasan Lain :
l
Pengertian oksidasi dan reduksi dapat ditinjau
berdasarkan 3 landasan teori, yaitu :
1. Reaksi Pengikatan dan pelepasan unsur oksigen
Reaksi oksidasi (pengoksigenan) adalah
peristiwa penggabungan suatu zat dengan oksigen.
Contoh:
Si + O2
→ SiO2
4 Fe + 3 O2
→
2 Fe2O3
Reaksi oksidasi logam dikenal juga dengan nama
perkaratan. Reaksi pembakaran juga termasuk reaksi oksidasi, misalnya
pembakaran minyak bumi, kertas, kayu bakar, dll.
Reaksi reduksi adalah peristiwa pengeluaran
oksigen dari suatu zat.
Contoh:
2 CuO → 2 Cu + O2
H2O
→
H2 + O2
2. Reaksi pelepasan dan pengikatan elektron
Reaksi oksidasi dan reduksi juga dapat
dibedakan dari pelepasan dan penangkapan elektron.
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron
Contoh:
Na → Na + +
e
Zn → Zn +2
+ 2e
Al → Al +3
+ 3e
Reduksi adalah peristiwa penangkapan elektron
Contoh:
Na + +
e →
Na
Fe +3 +
e →
Fe +2
Dari konsep kedua ini dapat disimpulkan bahwa reaksi oksidasi dan
reduksi tidak hanya hanya melibatkan reaksi suatu zat dengan oksigen.
3. Reaksi penambahan dan pengurangan bilangan oksidasi
Oksidasi adalah peristiwa naiknya /
bertambahnya bilangan oksidasi suatu unsur, sedangkan reduksi adalah peristiwa
turunnya / berkurangnya bilangan oksidasi.
B. BILANGAN OKSIDASI
Bilangan oksidasi ( biloks) disebut juga
tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi diartikan sebagai muatan yang dimiliki
suatu atom dalam keadaan bebas atau dalam senyawa yang dibentuknya.
Bilangan oksidasi suatu unsur dapat ditentukan
dengan aturan berikut:
1. Biloks atom dalam unsur adalah nol
Contoh Na, Fe, O2 , H2
memiliki biloks nol
2. Total biloks senyawa adalah nol
Contoh H2O, NaOH,
CH3COOH, KNO3 total biloksnya adalah nol
3. Biloks ion sesuai dengan muatannya
Contoh Na +1 ( = +1),
O -2 ( = -2), Fe +3 (=
+3)
4. Biloks unsur golongan I A dalam senyawanya adalah + 1
Contoh Biloks atom Na dalam NaCl adalah + 1
5. Biloks unsur golongan II A dalam senyawanya adalah + 2
Contoh: Biloks Ca dalam CaCO3
adalah + 2
6. Biloks unsur golongan VII A dalam senyawa binernya adalah – 1
Contoh: Biloks F dalam senyawa KF dan BaF2 adalah –
1
7. Biloks unsur oksigen dalam senyawanya adalah – 2
Contoh dalam H2O, Na2O, Al2O3
8. Biloks unsur hydrogen dalam senyawanya adalah + 1
Contoh dalam H2O, HCl, H2SO4
Catatan Penting:
Biloks H = -1 dalam senyawa hidrida misal NaH,
LiH, CaH2
Biloks O = -1 dalam senyawa peroksida misal H2O2
Silahkan selesaikan soal berikut ini!
Tentukan Biloks unsur yang digarisbawahi di bawah ini
1. HNO3
2. KMnO4
3. H2SO4
4. SrCO3
5. KClO2
6. NH4 +
7. CaC2O4
8. CH3OH
9. PO4 -3
10. Cu(NO3)2
11. CrCl3
12. Mn(OH)2
13. Co2(SO3)3
14. P2O5
15. CH3ONa
C. OKSIDATOR DAN REDUKTOR
Oksidator adalah istilah untuk zat yang
mengalami reduksi (biloksnya turun), sedangkan Reduktor adalah zat yang
mengalami reaksi oksidasi (biloksnya naik/bertambah).
Contoh:
Pada reaksi
2Na + 2H2O
→
2NaOH + H2
Reduktor adalah Na sebab
biloksnya naik dari 0 ke +1
Oksidator adalah H2O sebab
biloks H berubah dari +1 ke 0
Selesaikan soal berikut ini!
1. Tentukan termasuk oksidasi atau reduksi
a. IO3 - → I2
b. Cl2
→
ClO –
c. AsO3 3- → AsH3
d. Cr 2+
→
CrO4 -2
e. C2O4-2
→ CO2
2. Tentukan oksidator dan reduktor dari persamaan reaksi berikut
a. Sn + SnCl4
→
2 SnCl2
b. Zn + 2HCl
→
ZnCl2 + H2
c. 2KI + Cl2
→
2KCl + I2
d. CO2
+ 2NaOH → Na2CO3
+ H2O
e. MnO2 +
4HBr →
MnBr2 + 2H2O + Br2
f. 2KMnO4 + 5H2C2O4 + 3H2SO4 →K2SO4 + 2MnSO4 + 10 CO2 + 8 H2O
g. Fe2O3 +
HCl →
FeCl3 + H2O
No comments:
Post a Comment